Jumat, 01 Mei 2009

Riaupos - LUPAKAN sejenak pergulatan politik di tanah air. Empat purnama tahun berjalan sel-sel otak di kepala kita penuh sesak sarat muatan politik mulai dari menu politik bergizi sampai menu politik sampah, yang memilukan dan melakukan campur aduk seperti capcay. Beritanya itu ke itu, itu ke itu, capek deh.. Mari kita intip sejenak bilik model muda kita nan cantik jelita, si bohai Manohara (17 tahun), yang diberitakan media di Jakarta diculik oleh suaminya sendiri Tengku Muhammad Fakhry, putra Raja Kelantan Malaysia. Ada kesan masalah laki–bini ini diseret ke wilayah sulit, menjadi urusan G to G (Government to Government–urusan antar Pemerintah kedua Negara). Demikian seriuskah?

Berita penculikan versi Jakarta ini ditangkis oleh media Malaysia dengan menyiarkan foto-foto Manohara bersama suaminya yang terlihat bahagia, berikut agenda kegiatan Manohara di Kelantan. Versi mana yang benar? Kita belum tahu. Propaganda kontra propaganda melalui media telah terjadi. Manohara Odelia adalah sebuah nama yang rada aneh di telinga Melayu, ditambah lagi dengan family name Pinot. Dari mana datangnya putri kayangan ini? Melihat fotonya, amboi, tengku mana yang tak terpaut, sultan mana yang tak jatuh hati. Barangkali Datuk K juga akan ikut berburu seandainya belum diikat cincin perkawinan oleh Siti Nurhaliza. Pria yang beruntung memperistrikanya adalah Tengku Muhammad Fakhry, seorang pangeran di Kelantan. Tapi pengantin remaja ini diterpa badai sebagaimana diberitakan di media masa. Benarkah?

Saya teringat legenda Kuda Troya. Sebuah legenda yang berasal dari kisah nyata Perang Troya (Trojan War) pada tahun 1250 sebelum Masehi. Bermula ketika Putra Mahkota Kerajaan Troya jatuh cinta berat kepada Helen. Sayangnya Helen adalah istri Menelaus, penguasa dari kota Sparta, Yunani. Singkat cerita, Helen yang cantik jelita itu, berhasil dilarikan oleh sang Putra Mahkota ke Troya. Petinggi-petinggi Kerajaan Yunani marah besar dan bersumpah menuntut balas. Maka perang pun tak terhindarkan.

Bala tentara Yunani dikerahkan untuk menyerbu Troya, tetapi mereka gagal memasuki kota. Troya terkepung selama 10 tahun. Ketika hampir putus asa, tentara Yunani menemukan sebuah taktik. Mereka berpura-pura mundur menjauhi Troya dengan meninggalkan sebuah patung kuda raksasa yang terbuat dari kayu. Dalam perut kuda sudah bersembunyi sejumlah serdadu Yunani.

Melihat pasukan Yunani mundur, tanpa perasaan curiga, kuda kayu diangkut oleh orang-orang Troya ke dalam kota. Pada malam yang kelam ketika seluruh serdadu dan warga Troya terlelap dalam mimpi, keluarlah serdadu-serdadu Yunani dari dalam perut kuda, mereka membuka gerbang kota sehingga serdadu-serdadu Yunani dalam jumlah besar, yang tadinya pura-pura mundur, leluasa masuk kota. Mudah diduga,Troya menjadi lautan api dan takluk. Si cantik Helen, berhasil direbut kembali.

Manohara bukan Helen. Jakarta tak perlu membuat kuda Troya. Harree gene? Kita tak tahu apa sesungguhnya yang terjadi. Benarkah ada masalah? Mereka tidak kawin paksa seperti zaman Siti Nurbaya. Putra-putra Kerajaan di zaman modern ini umumnya berpendidikan tinggi. Tentu mereka mengapresiasi etika sopan santun dengan baik.

Pesan yang dapat dicermati adalah, kenapa demikian mudahnya beberapa peristiwa kecil menyulut emosi media di kedua negri serumpun? Kunjungan Perdana Mentri Malaysia yang baru, Najib Tun Razak ke Jakarta beberapa hari yang lalu, jelas membawa pesan persaudaraan. Mari bersama kita bangun rasa saling hormat-menghormati. Sampai dunia kiamat pun kita tetap dua Negri yang berjiran. Mau lari kemana?**