NEW TORK, TRIBUN – Ditengah tingginya kekhawatiran tentang permintaan energi dalam ekonomi global yang sedang kesulitan, harga minyak merosot dibawah 63 dollar AS per barel pada Selasa (7/7) waktu setempat. Harga ini terkumpul ke level terendah sejak Mei. Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, jatuh 1,12 dollar AS dari harga penutupan Senin menjadi 62,93 dollar AS per barrel. Kontrak kehilangan hampir tiga dollar pada hari Senin.
Minyak mentah Brent North Sea London untuk pengiriman pada Agustus turun 82 sen menjadi 63,23 dollar AS per barrel, setelah menyentuh posisi terendah 62,73 dollar. Harga telah berbalik naik (rebound) sedikit lebih awal pada hari Selasa, tetapi kenaikannya terhapus keluar ditengah penurunan baru di Wall Street. “Jelas, sebuah pengurangan dari harapan permintaan, sebagai akibat data ekonomi yang mengecewakan, merupakan motivasi utama bagi para penjual (pedagang),” kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.
“Keputusan itu membuat banyak kemudahan dengan harga berjalan menghadapi fundamental pasar.”
Meskipun stok minyak mentah telah jatuh selama beberapa bulan berturut-turt, Fitzpatrick mengatakan, marjin terendah dalam sejarah penyulingan mungkin juga dapat menyebabkan persediaan naik lagi.
Wall Street merosot lagi pada Selasa karena investor mempertimbangkan prospek jelang musim laporan laba kuartal kedua dan kemungkinan pemerintah menambah stimulus untuk mengangkat ekonomi dari resesi.
Minyak telah mencapai posisi terendah dalam 10 pekan pada Senin, setelah data terakhir AS menunjukkan kehilangan pekerjaan melonjak lebih dari perkiraan menjadi 467.000 pada Juni, meningkatkan keraguan segar tentang langkah pemulihan di Amerika Serikat, pengguna energi terbesar didunia.
“Dengan sebuah perubahan jelas dalam persepsi makro ekonomi kearah sebuah pemulihan yang alami, pasar minyak terus berada dalam cengkeraman sentimen,” ujar analisis Barclays Capital dalam cacatan kepada kliennya.
Badan Informasi Energi (IEA), sebuah lembaga di bawah Departemen Energi AS, dalam sebuah ramalan pada hari Selasa mengatakan, kontrak New York dapat mencapai 69,50 dollar AS per barrel semester kedua tahun ini, tiga dollar lebih tinggi dibandingkan dengan kajian sebelumnya.
Pada tahun 2010, rata-rata harga minyak mentah mungkin akan mencapai 72,42 dollar AS per barrel, kata EIA, lebih tinggi lima dollar AS dari proyeksi terakhirnya.
Para investor juga memantau situasi di Nigeria dimana militan terus melakukan serangan pada instalasi minyak dan penculik pekerja minyak wilayah Delta Niger yang memproduksi minyak mentah di negara itu. Para Militan Gerakan untuk Kemerdekaan Delta Niger (MEND) pada Senin mengatakan, mereka menghancurkan sebuah persimpangan pipa minyak Chevron dan menangkap enam awak dari sebuah kapal dalam serangan terbarunya di kawasan penghasil uang utama Nigeria itu, sejak pemerintah menawarkan amnesti bulan lalu.
Harga minyak telah merosot karena kecendrungan penurunan ekonomi yang parah setelah mencapai puncak tertinggi dalam sejarah lebih 147 dollar AS per barrel setahun lalu.
Minyak mentah Brent North Sea London untuk pengiriman pada Agustus turun 82 sen menjadi 63,23 dollar AS per barrel, setelah menyentuh posisi terendah 62,73 dollar. Harga telah berbalik naik (rebound) sedikit lebih awal pada hari Selasa, tetapi kenaikannya terhapus keluar ditengah penurunan baru di Wall Street. “Jelas, sebuah pengurangan dari harapan permintaan, sebagai akibat data ekonomi yang mengecewakan, merupakan motivasi utama bagi para penjual (pedagang),” kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.
“Keputusan itu membuat banyak kemudahan dengan harga berjalan menghadapi fundamental pasar.”
Meskipun stok minyak mentah telah jatuh selama beberapa bulan berturut-turt, Fitzpatrick mengatakan, marjin terendah dalam sejarah penyulingan mungkin juga dapat menyebabkan persediaan naik lagi.
Wall Street merosot lagi pada Selasa karena investor mempertimbangkan prospek jelang musim laporan laba kuartal kedua dan kemungkinan pemerintah menambah stimulus untuk mengangkat ekonomi dari resesi.
Minyak telah mencapai posisi terendah dalam 10 pekan pada Senin, setelah data terakhir AS menunjukkan kehilangan pekerjaan melonjak lebih dari perkiraan menjadi 467.000 pada Juni, meningkatkan keraguan segar tentang langkah pemulihan di Amerika Serikat, pengguna energi terbesar didunia.
“Dengan sebuah perubahan jelas dalam persepsi makro ekonomi kearah sebuah pemulihan yang alami, pasar minyak terus berada dalam cengkeraman sentimen,” ujar analisis Barclays Capital dalam cacatan kepada kliennya.
Badan Informasi Energi (IEA), sebuah lembaga di bawah Departemen Energi AS, dalam sebuah ramalan pada hari Selasa mengatakan, kontrak New York dapat mencapai 69,50 dollar AS per barrel semester kedua tahun ini, tiga dollar lebih tinggi dibandingkan dengan kajian sebelumnya.
Pada tahun 2010, rata-rata harga minyak mentah mungkin akan mencapai 72,42 dollar AS per barrel, kata EIA, lebih tinggi lima dollar AS dari proyeksi terakhirnya.
Para investor juga memantau situasi di Nigeria dimana militan terus melakukan serangan pada instalasi minyak dan penculik pekerja minyak wilayah Delta Niger yang memproduksi minyak mentah di negara itu. Para Militan Gerakan untuk Kemerdekaan Delta Niger (MEND) pada Senin mengatakan, mereka menghancurkan sebuah persimpangan pipa minyak Chevron dan menangkap enam awak dari sebuah kapal dalam serangan terbarunya di kawasan penghasil uang utama Nigeria itu, sejak pemerintah menawarkan amnesti bulan lalu.
Harga minyak telah merosot karena kecendrungan penurunan ekonomi yang parah setelah mencapai puncak tertinggi dalam sejarah lebih 147 dollar AS per barrel setahun lalu.