Jumat, 03 Juli 2009

PEKANBARU, RIAU POS (RP) – Banyaknya SMS dan kritikan terkait adanya terminal bayangan di Simpang Panam membuat permasalahan tersebut dibawa dalam rapat Muspida yang dilaksanakan di Kantor Pengadilan Negri Kamis (2/7) lalu. Dalam rapat itu Walikota Pekanbaru, Drs H Herman Abdullah MM meminta tim terpadu yang telah di-SK-kan turun untuk menertibkan Angkutan AKAP dan AKDP yang membandel tersebut.

“Saya sudah mendapat SMS beberapa kali dari masyrakat, agar itu ditertibkan, jadi ini harus segera ditertibkan,” kata Herman Abdullah dalam rapat Muspida itu kemarin. Berkaitan permasalahan terminal bayangan dan menjadi tempat “ngetem” para angkutan AKAP dan AKDP ini ada indikasi “beking membeking”. Oleh sebab itu dalam penyampaiannya Kadishub Kom Info, Drs Pria Budi menegaskan, pihaknya sendiri sudah berupaya menertibkan para angkutan yang mangkal di Simpang Panam tersebut. Tapi mereka ada reaksi dari para pemilik angkutan supir, kernet dan agen, padahal permintaan para pemilik angkutan, supir, kernek dan agen sudah dipenuhi.

Mulai dari pembangunan Jalan Garuda Sakti, Air Hitam, kemudian angkutan umum masuk terminal sudah dilakukan. Tapi sampai sekarang mereka tetap membandel. “Kalo ditertibkan mereka demo. Dengan begitu kebijakan yang kita buat jadi serba salah. Maka saya berharap pihak polisi ada di depanlah bersama kita untuk menertibkan mereka itu. Karena indikasi beking membeking,” tegasnya.

Menyikapi hal itu, Wako lansung menegaskan agar Dishubkom-info segera melakukan rapat khusus dengan Organda, PoLtabes dan aparat TNI. “ Laksanakan lagi SK Walikota yang sudah dibuat beberapa waktu lalu terutama pembentukan tim terpadu untuk menertibkan para angkutan nakal dan membandel tak mau masuk terminal itu,” tegasnya.

Menurutnya, silahkan Dishubkomifno berkoordinasi dengan polisi. Walikota saat itu memberi waktu satu bulan untuk Dishub berkoordinasi dalam upaya menertibkan angkutan nakal dan ngetem tersebut, “memang benar saya mengatakan boleh berhenti mengambil penumpang, tapi mengambil penumpang di pinggir jalan. Tapi bukan berhenti berjam-jam di Simpang jalan menunggu penunggu penumpang. Itu permintaan kita, tapi ini disalah artikan para pemilik angkutan dan supir. Kalau berjam-jam berdiri di simpang tentu itu namanya ngetem dan jadilah terminal bayangan,” tegasnya.

“Jadi saya berharap Agustus, Dishub, Kodim, Paskhas, Satpol PP dan polisi harus turun dan bersihkan terminal bayangan itu,” lanjutnya. Dengan tegas ia berharap jangan ada indikasi lagi oknum-oknum membela pengusaha yang membandel. “Jika mereka mau demo silakan, kita tunggu nanti,” ucapnya.