Pekanbaru – RiauPos - HUJAN lebat yang melanda Kota Pekanbaru, Kamis (31/4) lalu memberi dampak cukup besar. Beberapa ruas jalan, perumahan warga tergenang air cukup tinggi. Menyikapi masalah banjir tersebut, sekitar 20-an pendemo yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Melayu Riau (DPP-GEMPUR) mendatangi Kantor Walikota Pekanbaru, Jumat (1/5) sekitar pukul 10.00 WIB. Mereka menyampaikan aspirasi soal banjir yang terjadi di Kota Pekanbaru belakangan ini.
Kedatangan pendemo tersebut ditemui oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru Drs. Indra Kusuma sedangkan Walikota Pekanbaru Drs. H. Herman Abdullah, MM pada waktu yang sama sedang melaksanakan kegiatan peresmian Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Andini jalan Tuanku Tambusai. Pendemo memaksa untuk tetap bertemu Wako, namun karena tidak ada, pendemo mengancam akan turun lagi melakukan aksi yang sama dengan jumlah masa lebih besar, jika tuntutan mereka tidak diindahkan.
Dalam aksi tersebut, Gempur mendesak Pemko supaya mengimbangi antara pembangunan fisik seperti gedung, toko dan fasilitas lainnya dengan pembangunan dibidang pengendalian dampak lingkungan. “Walikota Pekanbaru melalui Dinas Pekerjaan Umum harus secepatnya membangun drainase yang layak, karena setiap kali curah hujan tinggi, maka banyak rumah Warga yang terendam air, jalan protokol terendam, akibat dibeberapa ruas jalan terjadi kemacetan,” ujar koordinator lapangan (Korlap) Ahmad Iqbal dalam orasinya.
Selanjutnya dia juga mendesak agar Walikota Pekanbaru harus melakukan program alternatif dan preventif dalam mengatasi banjir yang mengakibatkan terjadi kemacetan lalu lintas di beberapa ruas jalan protokol. Pendemo yang mengaku mengatasnamakan masyarakat Kota Pekanbaru itu juga menyatakan apabila dalam waktu dekat ini tidak ada langkah kongkret yang dilakukan Pemko Pekanbaru dalam mengatasi banjir, maka mereka mengancam akan melakukan aksi lebih besar lagi. “Kalau Wako tidak mau turun lansung melihat lokasi banjir di kecamatan besok (hari ini, red) maka kami akan turun lagi dengan jumlah massa yang lebih besar,” ujar Ahmad Iqbal kepada Indra Kusuma.
Kasatpol Pamong Praja sebelumnya meminta perwakilan massa untuk bertemu di ruangan membicarakan tuntutan mereka tersebut. Namun, massa enggan memenuhi permintaan Kasatpol PP tersebut, sebab keinginan mereka hanyalah ingin bertemu Walikota. Mendengar tuntutan tersebut, Indra Kusuma menyatakan hanya bisa menerima pernyataan pendemo saja, sedangkan keputusan tetap ditangan Kepala Daerah. “Turun atau tidak Pak Walikota besok, itu keputusan beliau selaku kepala daerah. Saya akan menyampaikan hal itu,” ujar Indra.
Wako: Banjir itu alam.
Walikota Pekanbaru Drs. H. Herman Abdullah, MM ditempat terpisah dikonfirmasi terkait hal ini menyayangkan kenapa banjir yang terjadi bisa sampai terjadi aksi demonstrasi. Banjir yang terjadi, kata dia, disebabkan oleh alam, hujan yang sangat deras. Ia dijadwalkan hari ini, sabtu (2/5) memimpin upacara. “Banjir itu alam yang buat. Mau demo, ngapain? Banjir karena hujan mana bisa dilarang. Kita harus intropeksi jugalah kenapa banjir ini bisa terjadi. Mengenai banjir yang terjadi kemarin, saya memang sudah menjadwalkan menggelar rapat khusus membahas hal itu,“ tutur Herman Abdullah.
Kedatangan pendemo tersebut ditemui oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru Drs. Indra Kusuma sedangkan Walikota Pekanbaru Drs. H. Herman Abdullah, MM pada waktu yang sama sedang melaksanakan kegiatan peresmian Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Andini jalan Tuanku Tambusai. Pendemo memaksa untuk tetap bertemu Wako, namun karena tidak ada, pendemo mengancam akan turun lagi melakukan aksi yang sama dengan jumlah masa lebih besar, jika tuntutan mereka tidak diindahkan.
Dalam aksi tersebut, Gempur mendesak Pemko supaya mengimbangi antara pembangunan fisik seperti gedung, toko dan fasilitas lainnya dengan pembangunan dibidang pengendalian dampak lingkungan. “Walikota Pekanbaru melalui Dinas Pekerjaan Umum harus secepatnya membangun drainase yang layak, karena setiap kali curah hujan tinggi, maka banyak rumah Warga yang terendam air, jalan protokol terendam, akibat dibeberapa ruas jalan terjadi kemacetan,” ujar koordinator lapangan (Korlap) Ahmad Iqbal dalam orasinya.
Selanjutnya dia juga mendesak agar Walikota Pekanbaru harus melakukan program alternatif dan preventif dalam mengatasi banjir yang mengakibatkan terjadi kemacetan lalu lintas di beberapa ruas jalan protokol. Pendemo yang mengaku mengatasnamakan masyarakat Kota Pekanbaru itu juga menyatakan apabila dalam waktu dekat ini tidak ada langkah kongkret yang dilakukan Pemko Pekanbaru dalam mengatasi banjir, maka mereka mengancam akan melakukan aksi lebih besar lagi. “Kalau Wako tidak mau turun lansung melihat lokasi banjir di kecamatan besok (hari ini, red) maka kami akan turun lagi dengan jumlah massa yang lebih besar,” ujar Ahmad Iqbal kepada Indra Kusuma.
Kasatpol Pamong Praja sebelumnya meminta perwakilan massa untuk bertemu di ruangan membicarakan tuntutan mereka tersebut. Namun, massa enggan memenuhi permintaan Kasatpol PP tersebut, sebab keinginan mereka hanyalah ingin bertemu Walikota. Mendengar tuntutan tersebut, Indra Kusuma menyatakan hanya bisa menerima pernyataan pendemo saja, sedangkan keputusan tetap ditangan Kepala Daerah. “Turun atau tidak Pak Walikota besok, itu keputusan beliau selaku kepala daerah. Saya akan menyampaikan hal itu,” ujar Indra.
Wako: Banjir itu alam.
Walikota Pekanbaru Drs. H. Herman Abdullah, MM ditempat terpisah dikonfirmasi terkait hal ini menyayangkan kenapa banjir yang terjadi bisa sampai terjadi aksi demonstrasi. Banjir yang terjadi, kata dia, disebabkan oleh alam, hujan yang sangat deras. Ia dijadwalkan hari ini, sabtu (2/5) memimpin upacara. “Banjir itu alam yang buat. Mau demo, ngapain? Banjir karena hujan mana bisa dilarang. Kita harus intropeksi jugalah kenapa banjir ini bisa terjadi. Mengenai banjir yang terjadi kemarin, saya memang sudah menjadwalkan menggelar rapat khusus membahas hal itu,“ tutur Herman Abdullah.