Para pembuat batubata di Bengkalis menjerit. Mereka mengeluhkan anjloknya harga jual komoditas mereka. Jika harga tak kunjung membaik, mereka bisa kehilangan matapencaharian.
Riauterkini-BENGKALIS- Harga Batu-bata terus alami penurunan harga dari Rp 650 hingga Rp 700 menjadi Rp 400 hingga Rp 450 perkeping. Hal ini sangat diresahkan oleh para pengrajin yang ada di Bengkalis, menurut mereka untuk menutupi ongkos biayanya saja harus mengeluarkan modal untuk perkepingnya mencapai Rp 300. Hal ini mengakibatkan para pengrajin lebih memilih menumpukan Batu-batanya di tempat pembakaran menunggu ada yang mau membeli.
Seperti yang dialami pengrajin Batu-bata asal Desa Bantan Air Bantan Bengkalis Suryadi (45) menyebutkan dengan kondisi saat ini dirinya harus ikat pinggang dan risau karena harga Batu-bata terus alami penurunan, sedangkan biaya perkeping membuat bahan bangunan ini sudah tinggi. "Harga Batu-bata? waduh, sangat merisaukanlah, kami pengrajin bisa tidak kuat kalau harganya terus turun begini, padahal modalnya saja sudah besar," keluhnya kepada riauterkini, Ahad (18/10/2009) di Bantan.
Keluhan serupa terjadi Pengrajin dari Desa Bantan Tengah, Iwan Setiawan (27) mengatakan hanya pasrah melihat harga Batu-bata pada saat ini, meskipun kwalitas Batu-bata yang dijual baik tapi harganya tetap juga murah, "Mau gimana lagilah, walau kwalitas batu yang saya jual bagus, tapi harganya juga ga ngaruh terpaksa saya simpan batu-batu ini di gudang," katanya.
Menurut Iwan, murahnya harga Batu-bata saat ini, lebih dikarenakan permintaan sepi, bahkan pada musim pengerjaan proyek saat ini rata-rata lebih banyak menggunakan kerikil ketimbang Batu-bata, "maklum juga mungkin karena sepi permintaan, jadinya keperluan material Batu-batu berkurang, ya mau tidak mau harga harus turun," imbuhnya.***(dik)
Riauterkini-BENGKALIS- Harga Batu-bata terus alami penurunan harga dari Rp 650 hingga Rp 700 menjadi Rp 400 hingga Rp 450 perkeping. Hal ini sangat diresahkan oleh para pengrajin yang ada di Bengkalis, menurut mereka untuk menutupi ongkos biayanya saja harus mengeluarkan modal untuk perkepingnya mencapai Rp 300. Hal ini mengakibatkan para pengrajin lebih memilih menumpukan Batu-batanya di tempat pembakaran menunggu ada yang mau membeli.
Seperti yang dialami pengrajin Batu-bata asal Desa Bantan Air Bantan Bengkalis Suryadi (45) menyebutkan dengan kondisi saat ini dirinya harus ikat pinggang dan risau karena harga Batu-bata terus alami penurunan, sedangkan biaya perkeping membuat bahan bangunan ini sudah tinggi. "Harga Batu-bata? waduh, sangat merisaukanlah, kami pengrajin bisa tidak kuat kalau harganya terus turun begini, padahal modalnya saja sudah besar," keluhnya kepada riauterkini, Ahad (18/10/2009) di Bantan.
Keluhan serupa terjadi Pengrajin dari Desa Bantan Tengah, Iwan Setiawan (27) mengatakan hanya pasrah melihat harga Batu-bata pada saat ini, meskipun kwalitas Batu-bata yang dijual baik tapi harganya tetap juga murah, "Mau gimana lagilah, walau kwalitas batu yang saya jual bagus, tapi harganya juga ga ngaruh terpaksa saya simpan batu-batu ini di gudang," katanya.
Menurut Iwan, murahnya harga Batu-bata saat ini, lebih dikarenakan permintaan sepi, bahkan pada musim pengerjaan proyek saat ini rata-rata lebih banyak menggunakan kerikil ketimbang Batu-bata, "maklum juga mungkin karena sepi permintaan, jadinya keperluan material Batu-batu berkurang, ya mau tidak mau harga harus turun," imbuhnya.***(dik)