Sabtu, 26 September 2009

Laporan Muslim Nurdin, Pekanbaru dan RPG, Medan
redaksi@riaupos.com

Bulan Ramadan seakan menjadi masa “panen” bagi sindikat perampok. Selama Bulan Suci ini, tercatat sembilan kali aksi perampokan di berbagai daerah di Provinsi Riau dan sebagian di antaranya menggunakan senjata api.

Korban terakhir aksi ganas kawanan perampok ini adalah kontraktor PLN, Melza Elka (38) warga Jalan Raya Pasirputih, Pandau, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Senin (14/9) sekitar pukul 12.30 WIB.

Kejadian ini, sudah sepatutnya pihak kepolisian untuk bekerja keras dalam menuntaskan aksi perampokan yang terjadi di wilayah Riau ini. Jika tidak, aksi serupa akan membuat warga yang mudik jelang Hari Raya Idul Fitri 1430 Hijriah tidak akan merasa aman.

Berdasarkan data yang diperoleh Riau Pos di lapangan, Melza Elka dirampok oleh dua orang pria dengan mengendarai sepeda motor Honda Revo pada saat melintas di Jalan Raya Pasirputih, Pandau, Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Ketika itu korban hendak menyetor uang ke Bank BRI Pandau bersama adiknya Yofer.

Sebelum membawa kabur uang Rp80 juta yang disimpan didalam jok sepeda motor Supra X, kedua pelaku terlebih dahulu melumpuhkan korban dengan menghadiahi timah panas ke arah kedua kaki korban. Seperti yang dijelaskan Yofer, sebelum penembakan itu terjadi, abangnya (Melza Eka) sempat melakukan perlawanan saat diminta untuk menyerahkan uang. Ketika itu salah satu dari pelaku langsung menembakkan senjata api (senpi) jenis pistol ke kaki kanan abangnya.

Namun abangnya yang masih berdaya itu berusaha menendang Senpi yang ada di tangan pelaku, tapi sayang, tendangan itu tidak mengenai sasaran, hingga akhirnya pelaku menembak kaki kiri abangnya itu. ‘’Saat itu saya sudah tidak bisa berbuat apa-apa  lagi, saya menjadi ketakutan setelah melihat kaki abang ditembak,’’ ungkap Yofer kepada seorang anggota polisi.

Setelah melihat abangnya roboh, sebut Yofer kedua pelaku langsung membawa kabur uang dan sepeda motor yang dikendarainya ke arah Desa Buluh Cina.
***

Mengganasnya aksi perampokan di Provinsi Riau selama Ramadan ini terjadi mulai 23 Agustus. Saat itu sekitar enam perampok berhasil menjarah satu kilogram emas dan uang Rp10 juta milik Herman alias Pak Omeh di Pasar Suka Raja, Logas Tanah Darat, Kuansing. Berkat kesigapan aparat kepolisian, keesokan harinya para pelaku perampokan berhasil ditangkap berikut senpi yang dipergunakan.

Berikutnya perampokan terjadi 2 September dinihari. Para pelaku yang diperkirakan berjumlah delapan orang dan menggunakan senpi ini menyatroni rumah Muhadi (45) warga Rantau Kasai Mahato, Tambusai Utara, Rohil. kawanan rampok ini berhasil membawa kabur uang Rp30 juta, perhiasan emas, BPKB mobil, 3 unit HP dan 1 unit sepeda motor Jupiter MX.

Pada hari yang sama, perampokan juga terjadi di Desa Sungai Aur Serangge, Batang Peranap, Inhu. Pelaku yang diperkirakan berjumlah empat orang ini juga menggunakan senpi membawa kabur Rp25 juta milik korban.

Peristiwa yang sama kembali terulang pada 5 September tepatnya di KM 01, Jalan Raya Perawang, Siak, dimana korbannya Hadyan. Akibat peristiwa tersebut, uang Rp600 juta yang baru saja diambil dari Bank BRI Perawang raib dibawa kabur.

Ini merupakan kasus dengan kerugian korban paling besar. Tiga tersangka sindikat perampokan ini akhirnya berhasil diamankan tim khusus Poltabes Medan di salah satu rumah makan di kawasan Pematang Siantar, Sabtu (12/9). Menurut Komandan Tim (Katim) Khusus Poltabes Medan AKP M Yoris, kepada RPG, Ahad (13/9) lalu, ketiga anggota sindikat perampokan bersenpi antarprovinsi ini masing-masing Agus Leo (33), Jimmy Siahaan (30) dan Budi Sidin Sihotang (49) kesemuanya warga Jakarta.

Dijelaskan Yoris, ketiga tersangka merupakan sindikat perampok bersama 7 orang lainnya yang beroperasi antar-propinsi. Para tersangka ini sudah sering kali melakukan aksinya dan tidak segan-segan melukai korbannya.

“Mereka terakhir kali beroperasi di Riau yakni merampok seorang pengusaha dan berhasil melarikan jarahannya sebanyak Rp600 juta. Mereka kemudian melarikan diri ke Medan karena merasa disini aman,” tukas Yoris.

Kepada petugas, tersangka mengatakan, sudah banyak melakukan aksinya seperti di kawasan Pamulang Jakarta Selatan pada tanggal 27 Agustus 2009 dan di Simpang Gelobang Siak pada tanggal 7 September 2009 dan banyak tempat lainnya.

Keterangan para tersangka, mereka membeli senjata api tersebut dari salah seorang temannya dengan harga Rp1,5 juta. “Kami kalau sudah beraksi dan hasilnya selalu kami bagi rata dan kami kabur ke Medan untuk bersembunyi. Karena di Medan aman untuk bersebunyi. Target operasi kami adalah seorang pengusaha dan juga para nasabah Bank yang baru mengambil uang,” jelasnya.

Dua hari usai kejadian di Siak, perampokan dengan menggunakan senpi kembali terulang di Perawang, Kabupaten Siak. Dimana korbannya seorang wanita bernama Eti Asmawati (29). Pelaku berhasil membawa kabur uang Rp59 juta yang hendak korban ke Bank BRI Cabang Perawang.

Pada hari yang sama, kantor Suplyer PT Bina Pitri Jaya, Desa Kota Garo, Tapung Hilir yang dijarah. Perampok berhasil dibawa kabur senilai Rp151 juta.

Bukan hanya di kabupaten, Kota Pekanbaru pun menjadi sasaran aksi. Pada Sabtu 12 September, Rp60 juta uang kas Kantor Pos Cabang di Jalan Balam, Sukajadi, Pekanbaru berhasil digasak setelah kepala kantor Ruslan (41) dilumpuhkan.

Berikutnya yang menjadi Alpin, pemilik Toko Atak di Jalan Pasir Putih, Siak Hulu. Pelaku yang diperkirakan berjumlah empat orang dengan mengendarai mobi Avanza ini berhasil menggasak uang milik korban sebesar Rp40 juta dan satu unit handphone. Peristiwa itu terjadi Ahad (13/9) lalu, sekitar pukul 19.30 WIB, saat korban hendak menutup toko. Modus yang ditawarkan pelaku adalah berpura-pura membelik rokok.

Polda Riau melalui Kabid Humas, AKBP Zulkifli yang dikonfirmasi Riau Pos malam tadi tidak berani untuk memberikan pernyataan mengenai hal ini. ‘’Untuk kasus ini saya belum bisa memberikan statemen. Nanti saja ya tanyakan langsung dengan Kapolda atau dengan Dir Reskrim,’’ kata Zulkifli yang mengaku sedang berada di Rohul itu.

Sementara Dir Reskrim Polda Riau Kombes Pol Alexander Mandalika mengatakan hal senada. Dia mengakui kejadian-kejadian tersebut namun yang berhak memberikan statemen terkait hal itu adalah Kapolda Riau. “Kapolda yang akan melakukan ekspose besok (hari ini, red). Saat ini Kapolda masih berada di Jakarta,” ujarnya saat dihubungi Riau Pos melalui selulernya malam tadi.(min/rpg/fia)